Etika Tidur Menurut Sunnah

Ada beberapa perkara yang hendaknya diperhatikan oleh seseorang yang hendak beranjak tidur sehingga tidurnya bernilai ibadah disisi Allah ta’ala dan mendapatkan balasan kebaikan dari-Nya, bahkan dapat memperoleh manfaat kebaikan dunyawi dan ukhrawi dari tidurnya tersebut. Syeikh Abdul Aziz bin Bazz menjelaskan adab-adab tidur yang seyogyanya diperhatikan oleh orang-orang yang beriman, diantaranya:
1. Berintrospeksi diri / muhasabah sesaat sebelum tidur. Sangat dianjurkan sekali bagi setiap muslim bermuhasabah (berintrospeksi diri) sesaat sebelum tidur, mengevaluasi segala perbuatan yang telah ia lakukan di siang hari. Lalu jika ia dapatkan perbuatannya baik maka hendaknya memuji kepada Allah ta’ala dan jika sebaliknya maka hendaknya segera memohon ampunan-Nya, kembali dan bertobat kepada-Nya.

2. Tidur dini, berdasarkan hadits yang bersumber dari `Aisyah Radhiallaahu anha
كَانَ يَنَامُ أَوَّلَ اللَّيْلِ وَيُحْيِ آخِرَهُ
“Bahwasanya beliau (Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam) tidur pada awal malam dan menghidupkan akhir malamnya (dengan melakukan shalat).” (HR. Muslim No 739)
3. Disunnatkan berwudhu’ sebelum tidur, dan berbaring miring sebelah kanan.
Al-Bara’ bin `Azib radhialahu ‘anhu menuturkan: Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الْأَيْمَن
“Apabila kamu akan tidur, maka berwudlu’lah sebagaimana wudlu’ untuk shalat, kemudian berbaringlah dengan miring ke sebelah kanan…” (HR. Bukhari No 244)
Dan tidak mengapa berbalik kesebelah kiri nantinya.
4. Disunnatkan pula mengibaskan sperei tiga kali sebelum berbaring, berdasarkan hadits Abu Hurairah radhiallahu ’anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِذَا أَوَى أَحَدُكُمْ إِلَى فِرَاشِهِ فَلْيَنْفُضْ فِرَاشَهُ بِدَاخِلَةِ إِزَارِهِ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي مَا خَلَفَهُ عَلَيْهِ
“Apabila seorang dari kamu akan tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah ia mengambil potongan kain dan mengirapkannya pada tempat tidurnya itu terlebih dahulu, karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalnya tadi.” (HR. Bukhari No 5961).
5. Makruh tidur tengkurap.
Abu Dzar radhiallanhu ‘anhu menuturkan :
مَرَّ بِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا مُضْطَجِعٌ عَلَى بَطْنِي فَرَكَضَنِي بِرِجْلِهِ وَقَالَ يَا جُنَيْدِبُ إِنَّمَا هَذِهِ ضِجْعَةُ أَهْلِ النَّارِ
”Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah lewat melintasi aku, dikala itu aku sedang berbaring tengkurap. Maka Nabi membangunkanku dengan kakinya sambil bersabda: ”Wahai Junaidib (panggilan Abu Dzar), sesungguhnya berbaring seperti ini (tengkurap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka”. (H.R. Ibnu Majah No 3724 dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
عَنْ قَيْسِ بْنِ طِخْفَةَ الْغِفَارِيِّ عَنْ أَبِيهِ قَالَ أَصَابَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَائِمًا فِي الْمَسْجِدِ عَلَى بَطْنِي فَرَكَضَنِي بِرِجْلِهِ وَقَالَ مَا لَكَ وَلِهَذَا النَّوْمِ هَذِهِ نَوْمَةٌ يَكْرَهُهَا اللَّهُ أَوْ يُبْغِضُهَا اللَّهُ
“Dari Qais bin Thighfah al Ghifari dari bapaknya ia berkata: “Rasulullah r mendapatiku sedang tidur tengkurap dimasjid. Lalu beliau membangunkanku dengan kakinya seraya berkata: “Mengapa engkau tidur dengan cara begini, ini adalah cara tidur yang dibenci atau dimurkai Allah.” (HR. Ibnu Majah No 3723)
6. Menutup pintu, jendela dan memadamkan api dan lampu sebelum tidur.
عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَغْلِقُوا الْبَابَ وَأَوْكِئُوا السِّقَاءَ وَأَكْفِئُوا الْإِنَاءَ أَوْ خَمِّرُوا الْإِنَاءَ وَأَطْفِئُوا الْمِصْبَاحَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَفْتَحُ غَلَقًا وَلَا يَحِلُّ وِكَاءً وَلَا يَكْشِفُ آنِيَةً وَإِنَّ الْفُوَيْسِقَةَ تُضْرِمُ عَلَى النَّاسِ بَيْتَهُمْ
“Dari Jabir radhiallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Tutuplah pintu, tutuplah bejana dan tempat minum kalian, dan padamkanlah lampu karena sesungguhnya setan tidak dapat membuka (sesuatu yang tertutup), tidak bisa melepas ikatan dan tidak dapat membuka bejana. Dan sesungguhnya tikus dapat menyebabkan rumah seseorang terbakar.” (HR. Turmudzi No 1812, dishahihkan oleh Syeikh Albani).
7. Membaca ayat Kursi, dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah, Surah Al-Ikhlas dan Al-Mu`awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas), karena banyak hadits-hadits shahih yang menganjurkan hal tersebut.
8. Membaca do’a-do’a dan dzikir sebelum tidur yang shahih dari Rasulullah, seperti:
اللَّهُمَّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ
Ya Allah, peliharalah aku dari adzab-Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali segenap hamba-hamba-Mu”. Dibaca tiga kali.(HR. Abu Dawud dan di hasankan oleh Al Albani)
Dan membaca:
بِاسْمِكَ اَللَّهُمَّ أَمُوْتُ وَأَحْيَا
“Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup.” (HR. Al Bukhari).
9. Apabila di saat tidur merasa kaget atau gelisah atau merasa ketakutan, maka disunnatkan (dianjurkan) berdo`a dengan do`a berikut ini :
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَامَّةِ مِنْ غَضَبِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ ، وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّياَطِيْنِ وَأَنْ يَحْضُرُوْنِ
“Aku berlindung dengan Kalimat-kalimat Allah yang Maha Sempurna dari kemurkaan-Nya, dari kejahatan hamba-hamba-Nya, dan dari gangguan-gangguan syetan dan kehadiran mereka kepadaku”. (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al Albani)
10. Hendaknya apabila bangun tidur membaca :
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ
“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami dimatikan-Nya, dan kepada-Nya lah kami dikembalikan.” (HR. Al-Bukhari)
(Lihat: Etika Kehidupan Muslim Sehari-hari penulis Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz bin Baz)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik Lagu Dolanan Jawa "Menthok-menthok"

Vidi Aldiano, Pupus Kasih Tak Sampai